Minggu, 15 Januari 2017

Forgiving Someone

Aku sebenarnya mudah memaafkan orang... Dulu aku pikir seperti itu... Tapi, suatu saat ketika ada orang yang membuat aku marah dan trauma, itu jadi berbeda. Memaafkan ternyata tidak semudah itu, ya? Padahal aku masih teringat betapa polosnya aku dulu ketika ada acara bedah buku dengan Tzu Chi dan membahas bahwa ketika kita memaafkan, kita membantu diri kita sendiri. Semua itu seakan tidak berpengaruh lagi. Tapi, aku ternyata salah...

Aku dulu pernah bekerja bareng dengan seorang bapak tua. Anggap usianya 50 tahun. Dia bekerja sebagai front office. Tampak aneh? Well, aku tahu seperti apa bosku waktu itu, so aku mengerti kenapa dia pun menjadi salah satu dari orang yang aku sulit maafkan. Aku dulu tidak berpikir macam - macam sampai suatu hari, aku sadar... Dia punya pikiran kotor. Dengan pembantu perempuan, dia berani menggoda dan colek (maaf) "pantat". Aku juga pernah dipegang seperti itu olehnya ketika dia masih baru. 

Aduh... Aku marah tapi tak bisa bicara... Sampai malah dia berani seperti itu dengan pada murid. Bahkan ada orang tua murid yang melihat dia mau usap paha anak cowoknya dan menarik anaknya sebelum diperlakukan tidak pantas... Pegangan dan sentuhan tidak normal sering terlihat. Ia pun berusaha menutup - nutupi kejadian itu dengan hal lain. Sampai terakhir aku kerja di sana, masih terlihat sentuhan di "pantat" anak cowok olehnya tapi tidak sesering dulu.

I won't the rest of it here... Aku masih tahu betapa takutnya aku waktu itu. Karena satu kebetulan kami pernah satu angkot dan dia tahu di perumahan mana aku tinggal. Dan apa yang kulihat membuat aku takut pulang sebelum dia, dan juga memutuskan untuk ikut kembali konser paduan suara yang ujung-ujungnya buat aku drop secara kesehatan.

Apa aku sudah memaafkan dia? Well, benci ini tidak 100% menghilang... Tapi sudah jauh lebih baik daripada dulu... Anggaplah sudah 90% hilang... Aku sedang belajar mengendalikan perasaanku. Karena itu, aku tidak mau tulis semuanya. Capek, lho mengingat dan merasakan kembali apa yang terjadi.

Tapi, tokh saat ini aku sudah tidak memiliki perasaan dendam lagi seperti dulu. Dulu memang aku susah maafkan karena dia bikin aku ngerasa ketakutan hampir setiap hari. Tiap hari rasanya dulu takut ada apa - apa. Time has healed me. Kemarin saat aku melihatnya, aku takut merasakan apapun. Bukan bertemu, ya? Aku hanya sekedar lewat mantan tempat kerjaku. Tidak lebih dari itu. Bahkan perasaan marah yang dulu pernah kusimpan ke bosku sudah tidak terasa.

Tapi satu hal yang pasti, aku takut mau jadi naif. Dulu aku terlalu mudah percaya orang. Akhirnya, ketika aku dimanfaatkan aku mulai merasa tidak suka lagi. Memaafkan buatku masih sulit, tapi waktu nenyembuhkan aku. Suatu saat, perasaan itu akan bilang. Apa aku lupa? Tidak, aku tak mau lupa. Aku ingat untuk jadi bahan pembelajaran hidup yang sebenernya aku kurang suka. Aku benci mengatakan bahwa tidak semua orang itu baik, tapi itu seakan jadi fakta. Aku sendiri memutuskan tidak mau berurusan lagi dengan dia dan mantan bosku. Sudah cukup buat aku... Tapi, aku maafkan karena tanpa mereka, aku jadi orang yang lebih lemah secara mental.

Saat ini pun di tempat baru, aku merasakan apa yang namanya dihargai. Sudah berapa bulan rasanya sebelumnya, aku merasakan yang namanya "tidak dihargai" di tempat lama. Mentalku tak sekuat itu, hatiku dan kepalaku pun saat itu tidak rela sehingga aku nekat.

Aku rasa mantan bos sudah belajar dari pertengkaran kami. Berharapkah aku bertemu dia? Kadang masih... Untuk memaafkankah? Ya... Karena aku masih percaya dengan hatinya. Dia hanya begitu karena dia jatuh. Dia harus berubah... Aku juga... There are a lot of things that we had been through before. Aku tahu pertengkaran paling dramatis yang pernah aku alami adalah dengan mantan bos. Duh, andai mantan pacar mungkin masuk akal....Ini mantan bos lho. Sepertinya aku jadi terlalu banyak mengutarakan semuanya... This is me... My head many times will be full of many things, especially when I'm alone and write something from my heart. Some of us need it.

Lanjutan 5/2/2017 (ada yang aku hapus dulu)

Well, somehow forgiving someone will be hard sometimes. Aku masih mudah memaafkan kesalahan kecil. Tapi, saat aku terluka dalam oleh kata - kata orang, saat itulah aku marah besar. Tanganku bisa jadi gemetaran ketika aku marah. Apalagi medsos sekarang... Aduh banyak yang rasis, ya. Aku keturunan soalnya. Ga perlu aku sebut deh dari grup mana aja atau siapa aja. Mudah - mudahan yang baca cerita ini bukan orang seperti itu. 

Time will heal but only if you leave it behind. I'll tell you the truth that I'm still not able to fully forgive my ex boss. No matter how much I try to remember his kindness. There are many things which remind me about him. Ingatannya kadang masih bisa nyakitin perasaan soalnya. 

But, life goes on and I don't want my hate for him become an obstacle in moving on. 

Ada orang yang karena ngambek malah jadi ga bisa berkembang. Aku baru ngelihat kejadian itu soalnya. Dendam dan marah yang disimpan akhirnya ngeyel kayak anak kecil walau ngerugiin dirinya sendiri. Jangan seperti itu, ya teman - teman yang baca. Itu namanya kalian yang dihukum sama marahnya kalian.

Jadi, intinya adalah aku ga mau bilang kita salah kalau kita ga bisa memaafkan. Jangan anggap kita jahat kalau kita belum bisa memaafkan. It's OK if you are still not able to forgive. Cuma kita yang tahu luka seperti apa yang diberikan mereka. Tapi,...

Jangan lupa untuk tetap menjalankan hidup. Tetaplah berkembang, bersahabat dengan yang lain, lakukan kegiatan yang kamu suka. Jangan biarkan amarah menghentikan langkahmu.

Buat yang mau memaafkan, satu catatan dari aku. Memaafkan itu tidak harus ketemu dengan orang yang salah sama kita. Dia tidak perlu tahu juga. Kalau aku sih, ketemu lagi sama mantan bos juga ga mungkin. Yang penting kita memaafkan dia. 

Kalau masih sering bertemu, well bicarakan baik - baik jika memang ingin menjaga hubungan baik. Tapi, jika menurut kamu, dia tetap jadi 'toxic person', tinggalkanlah dia. Jangan berusaha mengubah dirinya. Dia belum tentu merasa bersalah. Hargai diri kalian juga, ya.

Forgiving someone may be hard at times. Tapi, jangan biarkan rasa benci, dendam, marahmu menjadi halangan dalam hidupmu. Satu hal lain, jangan doakan dirinya untuk celaka, ya. Biarlah karma bekerja sendiri. Ada tangan Tuhan yang akan mengurusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar